Halaman

26 April 2009

Membenah Yayasan, Menuai Mutu

Yayasan-Yayasan Katolik Benahi Diri

Oleh Frans Obon

Pada pertemuan Musyawarah Pendidikan Katolik (Musdikat) II pada tahun 2008 lalu di SMAK Santo Petrus, yayasan-yayasan persekolahan Katolik dinilai tidak profesional, sehingga salah satu rekomendasi pertemuan tersebut adalah membenahi manajemen yayasan-yayasan yang mengelola sekolah-sekolah Katolik.

Menjawabi ajakan itu, dalam pertemuan tiga hari (2-4 April) di Pondok Bina Olangari, yayasan-yayasan Katolik membahas bersama langkah-langkah pembenahan yayasan. Pertemuan ini yang mengambil tema “Membangun Profesionalisme Yayasan demi Meningkatkan Mutu Pendidikan Katolik di Kevikepan Ende”, adalah sebuah kesempatan sharing, membagi pengalaman bagaimana yayasan-yayasan Katolik itu memenej organisasi yayasan dan sekolah-sekolah asuhannya.

Ketua Panitia, yang juga Ketua Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ende-Lio (Yasukel) Romo Herman E Wetu Pr pada awal pertemuan menegaskan peranan penting yayasan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut dia, yayasan adalah salah satu instrumen yang berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kalau demikian besar pentingnya, maka membenahi majemen yayasan agar lebih profesional dalam mengorganisasi diri dan lembaga asuhannya adalah sebuah persyaratan mutlak. “Yayasan dituntut profesional dan OK di zaman global ini,” katanya.


Yayasan, menurut dia, bentuk perwujudan partisipasi masyarakat Katolik dalam mencerdaskan masyarakat. Lebih dari itu keterlibatan di bidang pendidikan merupakan karya kerasulan, mengambil bagian di dalam misi universal gereja. Romo Herman juga mengingatkan pentingnya Yayasan memahami pokok-pokok penting regulasi pemerintah mengenai yayasan dan sejarah awal pendirian yayasan, dan spiritualitas Katolik. Pertemuan ini, katanya, adalah kesempatan “saling bantu, saling belajar dan alat bantu untuk menyusun pedoman yayasan yang ideal bagi keuskupan dan lebih memperkaya lagi yayasan ke depannya”.

Dalam tempo tiga hari ini, pertemuan akan membahas materi mengenai manajemen profesional, undang-undang perpajakan, UU Badan Hukum Pendidikan (BHP), rencana tindak lanjut, dan draf yayasan Keuskupan Agung Ende. Rencananya Sabtu (hari terakhir) Bupati terpilih Don Bosco Wangge akan memberikan masukan.

Pada sesi awal, Kamis kemarin, didahului sharing masing-masing yayasan, yang dipimpin P Hendrik Rua SVD dengan moderator Sr Clarina CIJ. Tiap yayasan diberi kesempatan membacakan sharing pengalaman pengelolaan selama ini, aset, sejarah, sarana dan prasarana, jumlah sekolah yang ada di bawah yayasan, rencana kerja dan rencana strategis ke depan, dan apa persepsi mereka mengenai manajemen profesional.

Setelah sharing, Sr Mary Florida CIJ mempresentasikan materi Manajemen Yayasan dengan moderator Amatus Peta. Suster Mary menyebutkan lima ciri manajemen profesional yakni adanya perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), staffing, leading, dan controlling. Menurut dia, planing mencakup strategi dan penentuan strategi. Pengorganisasian mencakup bagaimana sumber daya yang dimiliki diorganisasi dengan efektif dan efisien sehingga secara sinergis menghasilkan output yang bermutu. Unsur ini menekankan pula pentingnya analisis jabatan, deskripsi jabatan, komitmen, keahlian dan penempatan tenaga pada tempat yang benar.

Manajemen juga bertugas mengarahkan, memotivasi dan menggerakan kemampuan seluruh organisasi. Kontrol menyangkut standar penilaian, pengukuran, dan korektif.

Manajemen profesional mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip umum, bukan berdasakan favoritisme, suku, etnis, dan agama. Manajer profesional bertugas memadukan tujuan yang saling bertentangan, bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan, berpikir konseptual dan analitis, jadi mediator, jadi politisi yang mengkampanyekan tujuan dan program organisasi, dan berani ambil keputusan pada saat-saat sulit. Dia juga menekankan manajemen profesional menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas.

Pertemuan yayasan-yayasan Katolik ini juga membahas masalah perpajakan dan undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP).

FP | 3 April 2009 |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar