Halaman

24 April 2009

PMKRI Mempertemukan Para Caleg dalam Talk Show Radio

Oleh Frans Obon

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia cabang Johanes Don Bosco Ende memfasilitasi pertemuan calon anggota legislatif (Caleg) dalam sebuah talk show radio.

"Kami menggelar acara talk show radio ini agar masyarakat tahu motivasi dan komitmen para calon dalam berpolitik bagi kesejahteraan umum atau bonum commune," kata Ketua PMKR Levi Padalulu pada penutupan acara di studio RRI Ende, pekan lalu.

Levi mengatakan, acara ini digelar sebagai bagian dari komitmen PMKRI untuk sebuah pemilu yang berkualitas dan memperkuat demokrasi di tingkat lokal.


Sekitar 10 orang yang diundang untuk menghadiri debat caleg dalam acara talk show radio ini: Josef Filemon W. Setiawan (Partai Persatuan Daerah), Alexia Sadipun (Partai Buruh), Heri Wadhi (Partai Golkar), Maxi Mari (Partai Bulan Bintang), Yohanes Vianey (Partai Demokrasi Pembaruan), Heribertus Gani (Partai Demokrasi Kebangsaan), Meggy Sigasare (Partai Golkar), Yustinus Sani (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan Efraim B Ngaga (Partai Pemuda Indonesia), dan Antonius Y Bata (Partai Serikat Indonesia). Dua orang tidak hadir Yustinus Sani dan Antonius Y Bata.

"Kami berharap, masyarakat bisa mendapatkan gambaran mengenai kompetensi, karakter, dan komitmen para calon," kata Levi.

Moderator Rosa Dalima dari Radio Republik Indonesia (RRI) Ende mengajukan dua pertanyaan: "apa motivasi calon menjadi anggota legislatif dan apa komitmen mereka setelah terpilih".

Umumnya para caleg tidak saja menjawab motivasi mereka mencalonkan diri dan apa yang akan mereka lakukan jika terpilih, tetapi juga memperkenalkan visi dan misi partai mereka. Dalam waktu yang relatif terbatas, para caleg berusaha menjawab dua pertanyaan tersebut.

Yoseph Filemon Setiawan, calon dari Partai Persatuan Daerah mengatakan, iklim politik yang makin terbuka di Indonesia mendorong dia untuk ikut merebut kursi parlemen lokal (DPRD). Dia bilang, dia ingin membaur dalam kehidupan masyarakat dan akan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

Alexia Sadipun dari Partai Buruh mengatakan, dia merasa terpanggil terlibat dalam politik untuk memperjuangkan kepentingan perempuan, menegakkan hukum dan kesejahteraan masyarakat, serta menjalankan fungsi kontrol Dewan.

"Saya ingin mendorong sebuah legislasi di tingkat lokal (Perda) untuk melindungi kepentingan perempuan, memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik, dan akan membela perempuan korban kekerasan," katanya.

Heri Wadhi mengatakan, dia ingin memperluas medan pengadiannya tidak saja di kampus, melainkan juga kepentingan rakyat banyak. Dia berjanji akan menjalankan fungsi-fungsi Dewan yakni fungsi legislasi, pengawasan, dan fungsi budget dengan baik. "Saya ingin memperluas cakupan pengabdian saya dan akan bekerja untuk semua," katanya.

Maxi Mari juga menegaskan hal senada bahwa dia akan memperjuangkan kesejahteraan umum masyarakat. Selain menjalankan tiga tugas utama DPRD. Dia bilang, dia akan komit pada visi misi, dan program partai, tapi serentak komit pada masyarakat. Sehingga politik bagi dia adalah politik kesejahteraan bagi masyarakat.

Yohanes Vianey menjelaskan sejarah dan laterbelakang berdirinya partai yang mengusungnya. Dia fokus pada pengentasan kemiskinan masyarakat. Dia akan mendorong terjadinya perbaikan ekonomi masyarakat. Kemiskinan menjadi fokus perjuangannya.

Heri Gani bilang, mesti ada kesadaran kritis mengenai jabatan yang diemban. Bahwa jabatan bukan tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Kesadaran ini, kata dia, untuk menghindari diri dari penyalahgunaan kekuasaan. "Kalau kita sadar, kita tidak akan terjerumus dalam penyalahgunaan kekuasaan".

Dia akan menjalankan komitmennya mewujudkan nilai dan memperjuangkan pembangunan yang mengutamakan penghormatan pada harkat dan martabat manusia. "Saya punya komitmen untuk mewujudkan demokrasi, pemerintahan yang bersih, dan penegakan HAM," katanya.

Maria Margareta Sigasare dari Partai Golkar mau memperjuangkan akses yang lebih besar pada lembaga keuangan bagi perempuan sehingga perempuan terlibat penuh di dalam membangun ekonomi rumah tangga mereka.

Sebagai kader partai, dia akan loyal pada partai, disiplin dalam menjalankan fungsi dan tugas DPRD. Dia akan aktif memperjuangkan kepentingan perempuan di segala bidang.
Efraim Ngaga menegaskan perlunya penegakan hukum dan penghargaan terhadap martabat rakyat. Dia akan menyuarakan suara orang-orang yang tidak bersuara dan melakukan pengawasan.

Ada tiga panelis dalam acara talk show ini yakni Romo Sipri Sadipun Pr (Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi/PSE Keuskupan Agung Ende), Maria Imaculata Pampe (dosen Universitas Flores), dan Frans Obon (Harian Flores Pos).

Romo Sipri menyoroti komitmen para calon dalam bidang budaya dan ekonomi, sedangkan Ima Pampe bicara soal komitmen para caleg mengenai perjuangan kaum perempuan, dan Frans Obon bicara mengenai etika berpolitik dan praktik politik para calon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar